Saat ini, aplikasi audio bagi para empunya mobil dirasakan sudah jadi kebutuhan utama. Tidak hanya sebagai sarana hiburan, aplikasi perangkat ini sekarang sudah bisa dibedakan dalam dua aliran yaitu SQ (Sound Quality) dan SPL (Sound Pressure Level). Untuk aliran yang terakhir (SPL), tim www.autoblackthrough.com berhasil mewawancarai salah satu instaler yang setia bermain di aliran ini. Yup dia adalah Hengky Darmawan dari Optimus Autosound, bengkel audio yang berlokasi di Jl. Alternatif Cibubur No. 98, Cimanggis - Depok. Berikut adalah tips darinya apabila sebagai pemula kita ingin menginstal audio mobil beraliran SPL :
1. Hal pertama yang perlu diperhatikan seorang pemula ialah kebutuhan. Pastikan terlebih dahulu kebutuhan anda sebelum anda memutuskan untuk menginstal perangkat audio yang tepat. Apakah sekedar untuk harian atau sebagai kontes. Ini akan kembali juga pada sisi ekonomisitas kendaraan itu sendiri. Apakah bisa bawa barang banyak. Disamping treatment akustik di mobil yang juga pastinya berbed masalah space atau ruang juga perlu diperhatikan.
2. Perhatikan masalah daya. Daya audio untuk SPL biasanya sudah sangat besar dimana bahkan banyak diantara mereka yang tadinya iseng malah jadi kepincut atau nafsu. Jika dayanya besar, dari power dan subwoofer juga besar. Kalau kita sudah pakai subwoofer besar at least kita harus pake power yang besar. Dengan pakai power besar itu artinya kita harus punya supplai yang besar pula. Repotnya kalau aki sudah masuk dalam mobil dan tidak dalam porsi standard. Hal ini otomatis diobati dengan ganti alternator. Kalau udah alternator sudah diganti, someday mobil pasti akan ada masalah terutama kelistrikannya. Enjoy ngedengerin musik dengan keinginan si user tapi saat bepergian dengan keluarga jadi malah kurang enak.
3. Perhatikan masalah biaya. Yang perlu diperhatikan ialah mulai dari treatment akustik yang butuh peredaman yang cukup baik, kayu2 yang ada di didalam mobil serta mungkin tambahan arklilik kalau sekalian buat show off yang biasa ada tambahan pernik-pernik yang memang mahal. Disamping itu equipmentnya (untuk SPL) termasuknya mahal. Tapi bukan berarti kalau main SPL itu serta merta ngabisin duit. Tapi semua orang punya porsinya sendiri ada kelas 7 juta atau 10 juta dengan dua sub atau satu sub. Ya kalau dia bisa puas di garis itu ya cocok-cocok aja sich. Yang jadi masalah mereka tidak bisa misahin SPL dengan show off. Menurugt saya dengan keduanya itu yang bisa jadi racun. Bahkan SPL kalau mau dibilang benar esensinya tidak berlebihan.
4. Yang terakhir yang perlu diperhatikan jangan sampe keluar dari jalur. Kalau mau SPL ya SPL. Kalau mobil sudah lebih dari 2 sub misalnya 4 sub, dia harus punya limit angka sendiri. Di db mana dia harus capai dengan 2 sub itu. Misalkan dengan 2 sub dia sudah sampai 120, 117, atau 115 ddb. Ya disitulah letak kepuasannnya dan disitulah SPL dia dengan 2 sub. Tapi kalau sudah masuk 4 sub atau 8, itu bukan SPL menurut saya, batasannya sudah lewat. Nilai Kepuasan gak mesti tambah sub aja, bisa dengan treatment akustik atau boxnya yang kurang tebal, padahal sub-nya mampu untuk berapa ddb kedepan jadi gak mesti serta merta tambah sub. So....penting diperhatikan presisi efektifitas penggunaan uang. (mot/autoblackthrough.com, sumber : Hengky Darmawan/Optimus Autosound,Cibubur)
2. Perhatikan masalah daya. Daya audio untuk SPL biasanya sudah sangat besar dimana bahkan banyak diantara mereka yang tadinya iseng malah jadi kepincut atau nafsu. Jika dayanya besar, dari power dan subwoofer juga besar. Kalau kita sudah pakai subwoofer besar at least kita harus pake power yang besar. Dengan pakai power besar itu artinya kita harus punya supplai yang besar pula. Repotnya kalau aki sudah masuk dalam mobil dan tidak dalam porsi standard. Hal ini otomatis diobati dengan ganti alternator. Kalau udah alternator sudah diganti, someday mobil pasti akan ada masalah terutama kelistrikannya. Enjoy ngedengerin musik dengan keinginan si user tapi saat bepergian dengan keluarga jadi malah kurang enak.
3. Perhatikan masalah biaya. Yang perlu diperhatikan ialah mulai dari treatment akustik yang butuh peredaman yang cukup baik, kayu2 yang ada di didalam mobil serta mungkin tambahan arklilik kalau sekalian buat show off yang biasa ada tambahan pernik-pernik yang memang mahal. Disamping itu equipmentnya (untuk SPL) termasuknya mahal. Tapi bukan berarti kalau main SPL itu serta merta ngabisin duit. Tapi semua orang punya porsinya sendiri ada kelas 7 juta atau 10 juta dengan dua sub atau satu sub. Ya kalau dia bisa puas di garis itu ya cocok-cocok aja sich. Yang jadi masalah mereka tidak bisa misahin SPL dengan show off. Menurugt saya dengan keduanya itu yang bisa jadi racun. Bahkan SPL kalau mau dibilang benar esensinya tidak berlebihan.
4. Yang terakhir yang perlu diperhatikan jangan sampe keluar dari jalur. Kalau mau SPL ya SPL. Kalau mobil sudah lebih dari 2 sub misalnya 4 sub, dia harus punya limit angka sendiri. Di db mana dia harus capai dengan 2 sub itu. Misalkan dengan 2 sub dia sudah sampai 120, 117, atau 115 ddb. Ya disitulah letak kepuasannnya dan disitulah SPL dia dengan 2 sub. Tapi kalau sudah masuk 4 sub atau 8, itu bukan SPL menurut saya, batasannya sudah lewat. Nilai Kepuasan gak mesti tambah sub aja, bisa dengan treatment akustik atau boxnya yang kurang tebal, padahal sub-nya mampu untuk berapa ddb kedepan jadi gak mesti serta merta tambah sub. So....penting diperhatikan presisi efektifitas penggunaan uang. (mot/autoblackthrough.com, sumber : Hengky Darmawan/Optimus Autosound,Cibubur)
No comments:
Post a Comment