Teknologi hibrida dengan penggunaan baterai sebagai sumber energi, semakin marak dipasangkan pada mesin pembakaran mobil-mobil masa kini. Hal ini bertujuan untuk dapat mengurangi emisi gas buang yang berlebihan dan konsumsi bahan bakar yang berlebihan. Para insinyur dari Inggris menemukan sebuah sistem dimana tenaga listrik pada mobil hibrida bisa ditanamkan supercharger sebagai pendongkrak performa mesin.
Tenaga supercharger konvensional ini dialirkan oleh karet penghubung ke bagian mesin mobil. Jika kecepatan mobil sudah pada kecepatan tinggi, maka supercharger akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar pula ke bagian mesin mobil. Awal tahun ini, perusahaan asal Inggris bernama Controlled Power Technologies (CPT) akan mengumumkan sistem supercharger elektrik mereka. Menurut catatan Variable Torque Enhancement System (VTES), sistem ini sepertinya sudah layak untuk diproduksi secara massal. Dan untuk diaplikasikan kepada mesin petrol dan diesel yang juga dilengkapi dengan turbocharger.
Ketika CPT secara nekat melakukan pengetesan terhadap sistem terbarunya ini, mereka mendapatkan suatu perubahan. Supercharger elektrik inipun digunakan secara radikal, dengan kecepatan yang belum tepat. Namun, dari data mereka menunjukkan adanya respon yang sangat signifikan. Ketika kecepatan belum maksimal, ternyata menyalurkan torsi yang lebih besar.
Supercharger elektrik ini bisa diaplikasikan pada mesin berkapasitas 1.2L atau 2.0L. Dan untuk mesin diesel, dengan adanya suplai udara pada mesin itu mampu mengirimkan torsi yang lebih besar. Hal ini tentunya mengurangi emisi gas buang CO2 yang keluar dari mesin mobil. Saat ini CPT pun sudah menyetujui pinangan dari Witched Reluctance Drives Limited untuk memasangkannya pada unit OEM yang sedang dalam proses produksi. Memang belum jelas kapan mereka akan memperkenalkan hasil karya mereka ini. Dengan adanya sistem ini, pastinya akan membuat mobil anda lebih bersih dan irit. [ry/autoblackthrough.com]
Tenaga supercharger konvensional ini dialirkan oleh karet penghubung ke bagian mesin mobil. Jika kecepatan mobil sudah pada kecepatan tinggi, maka supercharger akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar pula ke bagian mesin mobil. Awal tahun ini, perusahaan asal Inggris bernama Controlled Power Technologies (CPT) akan mengumumkan sistem supercharger elektrik mereka. Menurut catatan Variable Torque Enhancement System (VTES), sistem ini sepertinya sudah layak untuk diproduksi secara massal. Dan untuk diaplikasikan kepada mesin petrol dan diesel yang juga dilengkapi dengan turbocharger.
Ketika CPT secara nekat melakukan pengetesan terhadap sistem terbarunya ini, mereka mendapatkan suatu perubahan. Supercharger elektrik inipun digunakan secara radikal, dengan kecepatan yang belum tepat. Namun, dari data mereka menunjukkan adanya respon yang sangat signifikan. Ketika kecepatan belum maksimal, ternyata menyalurkan torsi yang lebih besar.
Supercharger elektrik ini bisa diaplikasikan pada mesin berkapasitas 1.2L atau 2.0L. Dan untuk mesin diesel, dengan adanya suplai udara pada mesin itu mampu mengirimkan torsi yang lebih besar. Hal ini tentunya mengurangi emisi gas buang CO2 yang keluar dari mesin mobil. Saat ini CPT pun sudah menyetujui pinangan dari Witched Reluctance Drives Limited untuk memasangkannya pada unit OEM yang sedang dalam proses produksi. Memang belum jelas kapan mereka akan memperkenalkan hasil karya mereka ini. Dengan adanya sistem ini, pastinya akan membuat mobil anda lebih bersih dan irit. [ry/autoblackthrough.com]
No comments:
Post a Comment